5 TEPAT CARA PENGGUNAAN PESTISIDA
Meskipun para Petani sudah terbiasa menggunakan Pestisida, mungkin masih ada yg belum maksimal hasilnya. Terkadang memponis : "Pestisida" nya jelek. Karena penggunaan Pestisida ada aturannya. Untuk itu mari kita sama-sama membahasnya. Penggunaan Pestisida harus berpegang pada 5 tepat, yaitu:
1. Tepat Sasaran
Sebelum kita menggunakan Pestisida harus tahu dulu sasaran yg akan dikendalikan. Amati tanaman kita. Ada serangan apa? Apa terserang Hama atau Penyakit? Kalau terserang Hama, hama di luar apa hama di dalam batang? (Penggerek Batang). Kalau terserang Penyakit: Apakah karena Jamur atau Bakteri? Jangan menentukan sasaran berdasarkan "Kata Orang".
Untuk mengetahui apakah terserang hama atau penyakit yaitu dengan cara:
Ambil 1 rumoun padi yang sakit. Bersihkan lumpurnya. Bawa ke tempat teduh dan terang. Pisahkan daunnya satu persatu sampai ke bagian batangnya. Apabila di dalamnya ada ulat berarti kena Hama (penggerek).
Apabila tidak ada ulat tapi daun padi kuning bahkan kering artinya terserang penyakit.
Setelah mengamati dan menemukan sasaran yg akan dikendalikan, kita lanjut Tepat Ke 2.
2. Tepat Jenis
Pestisida Menurut Fungsinya: Pestisida terbagi dalam:
- Herbisida (Herbisida darat, herbisida sawah, racun kontak, racun sistemik)
- Insektisida
- Fungisida
- Bakterisida
- Rodentisida
- Molukisida
Tepat jenis jangan berdasarkan: "Kata Orang/kata Penjual" tetapi harus berdasarkan label yg tertera pada kemasan Pestisida.
Contoh beberapa hama dapat dikendalikan dengan:
(yg sy tulis bahan aktifnya, merknya silahkan sesuai yg ada di tempat masing2).
Penggerek Batang: Karbofuran, Dimehipo, Emamectin, Monohipo, Prifonil, Thiametoksan, Kloratinifos, Flubendiamida, Klorantraniliprol.
Ulat gerayak, walang sangit, lembing batu: Alfametrin, Betametrin, Bifentrin, Betasifultrin, Cipermetrin, Deltametrin, Empetrin, Fenpopatrin, Permetrin, Lamdasihalotrin dll.
Ulat penggulung daun: Asefat, Abamectin, Betamektin, Prifonil, Tiamektosan, Klorantaniliprol dll.
Wereng coklat: Buprofezin, Imidakloprid, MICP, Kloranilaprod, Pimetrozim dll.
Khusus wereng : gunakan insek yg ada "untuk werengnya". Selain itu jangan digunakan. Bila digunakan maka wereng makin banyak " (3 hari sekali wereng jadi netas)".
3. Tepat dosis/takaran
Setelah kita membeli Pestisida, baca aturan pakainya. Di sana ada: dosis dan Konsentrasi.
Dosis: Kebutuhan Pestisida berdasarkan luas areal.
Misal: Dosis 1 lt per Ha. Jadi 1 lt harus habis untuk 1 Ha. Bila tidak habis, hasilnya tidak maksimal. Contoh 1 ha 15 tangki, dosis 1 liter dibagi 15 tangki.
Sedangkan Konsentrasi adalah kebutuhan Pestisida berdasarkan liter.
Contoh: Konsentrasi 2 ml per lt air.
Dosis dan konsentrasi jangan dilebihkan atau dikurangi. Kalau dilebihkan akan mengakibatkan hama "Resiten/kebal" terhadap bahan tertentu. Apabila Hama sudah kebal, maka akan timbul ledakan Hama (Resurgensi) di mana2. Bila dikurangi, daya bunuh nya berkurang. Jangan coba-coba mencampur pestisida kalau tidak paham kimia. Pencampuran yg asal mengakibatkan: Pestisida tersebut berkurang daya bunuhnya, bahkan sampai netral (tidak bisa membuhuh).
4. Tepat cara
Setiap jenis Pestisida mempunyai cara nya sendiri dalam penggunaannya. Ada yang ditaburkan, ada yg disemprotkan. Jangan sampai Pestisida yg seharusnya ditabur malah disemprotkan.
Contoh yg salah: Carbofuran (Furadan) digodok, terus disaring. Airnya kemudian digunakan untuk nyemprot. Padahal itu menyalahi aturan. Bahan aktifnya akan menguap ikut dengan uap air saat air mendidih. Yg ada tinggal hanya warna, pasir halus dan baunya saja.
Nyemprot Wereng dengan mesin asap atau "FOGING" (untuk nyemprot nyamuk). Wereng bukan nyamuk. Racun yg digunakan berbeda. Bila nyemprot Wereng pakai foging jelas tidak sesuai dgn "LIMA TEPAT". Racun Pestisida akan hilang yg ada hanya bau dan asapnya saja. Ko Werengnya mati? Mati tetapi tidak tuntas. Bika werengnya banyak, dapat dipastikan 3 hari kemudain "bertambah jumlahnya". Apabila cara "FOGING" baik untuk pertanian maka dari dahulu pemerintah dan perusahaan akan menganjurkan.
Jangan mencoba dengan cara di luar aturan. Akan merugikan diri sendiri.
Cara nyemprot:
Nyemprot memotong arah angin.
Gunakan droplet yg "mengakabut" jangan gunakan yg kasar keluarnya. Dengan butiran "mengabut" 1 hama bisa terkena ratusan butiran racun. Tatapi bila "kasar", 1 hama hanya terkena beberap butiran saja (kurang membunuh).
5. Tepat waktu
Waktu penyemprotan dibagi 2, yaitu:
Waktu yg dianjurkan dan waktu yg dilarang.
* Waktu yg dianjurkan: Pagi jam 6 s/d 11, sore jam 14 s/d 17. Karena pada saat tersebut sinar matahari tidak terik. Kalau matahari panas akan cepat menguapkan pestisida yg kita semprotkan. Bagaimana kalau menyemprot pada malam hari? Bagus untuk tanaman tetapi kurang bagus untuk yg kerja. "HUSUS ULAT GERAYAK" semprot malam hari. Sifat ulat gerayak bila melihat cayaha dia akan bersembunyi di tengah rumpun padi (dengan posisi kepala di bawah). Saat tidak ada cahaya dia akan beraktifitas (memakan daum tanaman).
* Waktu yg dilarang:
- Siang hari saat matahari terik/panas (Cairan semprot banyak menguap sebelum masuk ke tanaman ), karena panas hama sudah berlindung di tengah dapuran, yg nyemprot pun kepanasan)
- Saat cuaca mendung, angin kencang jangan menyemprot. Angin kencang mengakibatkan arah semprot tidak fokus. Bila mendung dikawatirkan selesai menyemprot terus hujan, maka akan tercuci.
Khusus untuk Padi: jangan nyemprot saat padi sedang persarian/kawin. Cirinya yaitu, bulir padi sedang membuka. Bila disemprot, cairan semprot masuk disangka bunga jantan jatuh ke putik, lantas bulir menutup. Persarian tidak terjadi, sehingga bulir menutup tetapi tidak berisi alias hampa (gabug selap). Apabila keadaan memaksa semprot setelah jam 2 siang (bulir padi sudah menutup kembali). Pestisida tidak terpengaruh oleh membuka dan menutup nya mulut daun. Karena Pestisida akan bekerja tanpa itu.
Lima tepat di atas akan lebih baik lagi bila "PEGANG KUNCI UTAMA". Kuncinya yaitu: Gunakan air yg bersih. Tidak banyak mengandung lumpur (banyak tanah), payau (banyak garam) dan sadah (banyak zat asam). Karena banyak bahan aktif netral oleh tanah, garam dan zat asam.
Cara mencari tahu apakah air bisa digunakan untuk nyemprot yaitu: Masukan air dalam ember 10 liter. Masukan tangan kita dengan telapak tangan mengembang. Tangan lurus, lihatlah punggung tangan kita. Bila masih terlihat, air masih bisa digunakan. Bila tidak terlihat, sebaiknya cari sumber air yg lain.
PENTING:
Agar hama dan penyakit mudah dikendalikan yaitu dengan cara:
1. Tiap musim tanam gunakan Varietas yg berbeda.
Musim Kemarau: Inpari 33 (tahan wereng). Sesuai dgn musimnya bila kemarau Wereng dan Penggerk batang banyak menyerang. Sebelum Wereng menyerang kita tanam Varietas yg tifak disukai wereng.
Musim hujan tanam Inpari 42 (tahan Penyakit). Hujan yg tinggi menyebabkan kelembaban, hal ini menyebabkan perkembangbiakan Jamur dan bakteri. Sebelum jamur dan bakteri menyerang, kita cegah dengan menanam Varietas tahan.
Jangan kuatir harga jadi lebih murah karena padi kita beda dgn yg lain. Lihat hasil ahirnya. Ibarat harga kita beda Rp. 100/kg ada di bawah harga pasaran waktu panen. Tetapi hasil kita lebih tinggi 1 ton dibanding dgn yg lain, maka hasilnya kita tetap lebih banyak.
Bila musim kemarau banyak burung gunakan varietas yg daunnya menutupi malai. Sehingga burung tidak akan hinggap pada padi kita. Contoh Varitas: Pa Tiwi
Tiap musim tanam gunakan pestisida dengan bahan aktif yg berbeda. Hal ini agar hama dan penyakit tidak menjadi kebal terhadap satu bahan aktif. Apabila terus menerus memakai satu bahan aktif maka hama dan penykit akan kebal karena sudah biasa (ahirnya petani bilang: racunnya jelek dll padahal kita tidak menerapkan yg seharusnya).
Contoh: bila musim kemarau memakai racun sistemik untuk Penggerek pakai bahan aktif Dimehipo, Wereng pakai bahan akrif Buprofezin, ulat daun pakai bahan aktif Asefat. Musim penghujan bahan aktif tersebut jangan digunakan lagi. Tinggalkan dulu (meski masih cinta). Pakai yg lainnya produk lain masih banyak pilihan.
Ko bisa kebal? Contoh nyata: seorang Petani sakit kepala. Dia minum Bodrex. Dosis seharusnya: pagi 1, siang 1, sore 1. Karena ingin praktis 3 tablet diminum sekaligus pagi hari (dosisnya salah). Siang hari sakinya sembuh. Ketika sakit kepala lagi minum bodrex 1 tablet.....ternyata tidak terasa kasiatnya. Itu yg disebut kebal.
Banyak Petani mengoplos pestisida dgn bahan di luar pestisida. Padahal mereka dapat pengalaman dari "katanya ke katanya". Tinggalkan saja hal seperti itu. Hal2 di luar banyak yg "menyesatkan". Hati2lah memilih. Ingat jangan percaya pada "YOU TUBE ATAU INTERNET" itu semua hanya alat komunikasi untuk menyampaikan. Kalau mau percaya Tanyakan pada mereka sebagai sumbernya.
Banyak Petani menggunakan "PENYEDAP RASA" sebagi pupuk. Padahal "PENYEDAP RASA HANYA MENGANDUNG SEDIKIT PUPUK MIKRO". Belilah Pupuk yg sudah terbukti, karena bila digunakan sesuai anjuran hasilnya akan "JAUH LEBIH BAGUS" dibandingkan dgn "PENYEDAP RASA".
Banyak Petani tidak percaya pada teori yg diberikan ahli dan petugas pertanian. Mereka beranggapan "Petani lebih pintar" dari para ahli dan petugas pertanian.
Perlu diingat bidang "Pertanian itu luas" bukan hanya bisa nyangkul, bisa nyemprot. Lihat lah PPL, Kepala dinas pertanian dan bahkan Mentri Pertanian mereka tidak akan bisa "nyangkul dan nyemprot". Tetapi ilmu mereka membuat Petani bisa seperti sekarang (meningkat produksinya, bisa mengendalikan hama dan penyakit).
Seperti biasa kepada teman2 bila postingan sy ada yg kurang silahkan ditambahkan. Bila ada kata2 yg salah mohon dima'afkan. "Saling mengingatkan, saling menguatkan". Salam "Petani" (Pahlawan tak dikenal).
Selanjutnya akan saya bahas "PESTISIDA KIMIA"
@penggemar berat
#fyp #pestisida #penyemprotan #pertanian #usahapertanian #pertanianindonesia
Post a Comment for "5 TEPAT CARA PENGGUNAAN PESTISIDA"